Logo Header  Footer
2 Tahun Merger Pelindo,

2 Tahun Merger Pelindo, 'Lemak' Pengganggu Logistik Mulai Hancur

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan upaya pemerintah menggabungkan PT Pelindo menjadi satu pada 2021 lalu telah membuahkan hasil gemilang.
Keberhasilan tercermin dari penurunan biaya logistik. Erick mengatakan sebelum Pelindo digabung jadi satu, biaya logistik masih mencapai 23 persen. Selang dua tahun setelah Pelindo digabung, biaya ini berhasil ditekan menjadi tinggal 11 persen saja.

Lalu, apa sebenarnya kunci sukses Pelindo sampai kemudian mereka bisa menekan biaya logistik tersebut? Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono bercerita kepada CNNIndonesia itu semua tak lepas dari upaya pembenahan yang dilakukan perusahaannya. Salah satu pembenahan dilakukan dengan memperpendek port stay atau waktu parkir kapal di pelabuhan.

"Ini semacam menghilangkan lemak-lemak tak perlu supaya menghabiskan banyak uang di pelabuhan. Ada data per hari kapal 2000 TEUs itu rental per harinya US$14 ribu, bayangkan kalau waktu port stay bisa dipangkas dari 3 menjadi 1, atau 2 menjadi 1, saving-nya berapa," katanya. Arif mengatakan untuk menghilangkan 'lemak-lemak' pengganggu logistik itu ada beberapa upaya yang ditempuh Pelindo. Pertama, menerapkan standarisasi operasional Pelabuhan. Standarisasi dilakukan mulai dari pengembangan sumber daya manusia dan organisasi, infrastruktur dan peralatan sampai proses bisnisnya.

Sedangkan upaya kedua; menerapkan digitalisasi di pelabuhan. Berkaitan dengan digitalisasi ini, Pelindo sudah menerapkan Pelindo Solusi Digital. Ada beberapa aplikasi andalan yang diterapkan Pelindo supaya waktu port stay di pelabuhan bisa dipangkas. Salah satunya, Phinnisi (Vessel Management System).

Aplikasi digunakan untuk mempercepat kegiatan pelayanan kapal, mulai dari pengajuan layanan sampai dengan kebutuhan billing dan reporting. Sistem ini langsung terintegrasi dengan Inaportnet sehingga membuat pelayanan semakin cepat. Sistem ini memberikan beberapa manfaat, antara lain; kegiatan pelayanan kapal menjadi kian terotomasi dan meningkatkan efisiensi terhadap kegiatan pelayanan kapal.

Aplikasi juga sangat membantu dalam melakukan penanganan yang tepat dan akurat terhadap segala gangguan pelayanan di lapangan, mencatat dan mengevaluasi kinerja infrastruktur pelayanan melalui update status yang dilakukan secara real time. Aplikasi ini juga bisa memberikan laporan komprehensif yang bisa membantu dalam proses pengambilan keputusan manajemen.

Selain Phinnisi, Pelindo juga menerapkan PTOS-M. Aplikasi digunakan untuk membantu operator terminal dalam mengelola berbagai kargo umum, curah cair dan curah kering mulai dari perencanaan, pengoperasian, pemantauan dan pelaporan. Dengan aplikasi ini, pengguna layanan tidak perlu menugaskan personil datang ke terminal guna meminta layanan kepada Pelindo karena semua dilakukan secara online. Keberadaan aplikasi ini cukup bermanfaat dalam meminimalisir 'permainan' dan penipuan.

Pasalnya, semua layanan tidak melibatkan pertemuan fisik. Selain itu, semua transaksi yang dilakukan pengguna pelabuhan untuk mendapatkan pelayanan dilakukan melalui aplikasi ini. Aplikasi ini juga semakin mempermudah layanan pelabuhan. Pasalnya, permintaan layanan dengan aplikasi ini tak dibatasi oleh jam kerja dan selalu tersedia 24 kali 7 jam seminggu.

Pelindo juga menerapkan sistem Palapa (TOS). Sistem ini merupakan operasi yang menangani kegiatan operasional di terminal petikemas multiguna dan ro-ro mulai dari bongkar muat, penumpukan relokasi, gate in/ gate out serta akomodasi standar proses bisnis untuk perencanaan pengoperasian, pemantauan dan pelaporan.

Arif mengatakan upaya tersebut telah membuahkan hasil. Hal itu paling tidak tercermin dari peningkatan produktivitas bongkar muat yang diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan waktu port stay. Di Belawan misalnya, data per Oktober 2022 menunjukkan BSH naik dari 20 jadi 45. Sementara waktu sandar turun dari 2 menjadi 1. Di Terminal Petikemas Ambon, BSH naik dari 12 menjadi 35. Sementara port stay turun dari 3 hari menjadi 1. Di Makassar New Port, BSH naik dari 20 menjadi 39. Sementara itu port stay turun dari 3 hari menjadi 1.

"Perpendekan port stay artinya shipping line punya kesempatan tambah sailing time. Saat sama juga Pelindo tentunya mendapat efisiensi. Misal kapal tadinya sandar dua hari menjadi satu artinya tambahan waktu tersebut bagi shipping line bisa menambah port of call juga bagi Pelindo dari dua hari menjadi satu otomatis menjadi efisiensi biaya operasi," katanya.

Kesuksesan juga tercermin dari peningkatan produktivitas operasional. Data Pelindo menunjukkan pada 2022 kemarin arus peti kemas tercatat sebesar 17,2 juta TEUs. Angka itu naik 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan arus barang mencapai 160 juta ton atau naik 9 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara arus kapal berhasil mencapai 1,2 miliar GT, meningkat 1 persen. Untuk arus penumpang menembus 15 juta orang atau naik 86 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Arif mengatakan selain kesuksesan dalam memangkas waktu sandar di pelabuhan, pasca merger, pihaknya juga sukses menata keuangan perusahaan. Dalam waktu 1,5 tahun setelah merger, perusahaannya sudah sukses melunasi utang lebih dari Rp10 triliun. Pelunasan itu menghasilkan efisiensi yang cukup besar bagi perusahaan. "Setelah lunas utang ada saving cost of fund. Misal cost of fund 7,5 persen dari Rp10 triliun kan kita bisa hemat Rp750 miliar. Hemat bunga ini bisa lari untuk kebutuhan lain," katanya.

Keberhasilan itu pun diakui oleh pengguna jasa pelabuhan. Salah satunya, pengusaha logistik yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo). Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan setelah dua tahun integrasi Pelindo ada perubahan besar yang terjadi. Perubahan besar menyangkut aliran kerja pengusaha logistik yang lebih lancar.

Hal itu katanya, tak terlepas dari integrasi sistem yang dilakukan Pelindo usai dimerger. Ia mengatakan sebelum merger terjadi, tidak ada integrasi sistem. Semua pekerjaan dan arus di pelabuhan katanya masih dilakukan secara manual. Tak hanya manual, sistem yang diberlakukan di satu pelabuhan dengan yang lain pun katanya berbeda alias belum terstandarisasi.

"Misal, kirim barang dari Semarang ke Jakarta, sistemnya beda, itu menimbulkan masalah, karena di Jakarta berlakunya seperti A, tapi di Semarang yang diterapkan B, akhirnya untuk mencocokkan itu ada masa tunggu, itu kan waktu," katanya. "Tak hanya soal waktu, karena manual, ada sentuhan orang kita dengan petugas di lapangan, tentunya itu menimbulkan high cost, karena di situ rawan pungli supaya bisa cepat," tambahnya.

Nah, setelah Pelindo terintegrasi, Gemilang mengatakan masalah itu tidak terjadi lagi. Pelindo katanya mulai melakukan perbaikan. Salah satunya dengan menerapkan Sistem Single Truck Identification Data (STID). Dengan sistem ini katanya, truk bisa menggunakan satu kartu untuk seluruh pelabuhan. "Nah, STID inilah yang menghasilkan kelancaran bagi kami," katanya.

Meski sudah sukses dan membuat pengusaha senang, Arif mengatakan ia tak mau lekas berpuas diri. Ia mengatakan kerja Pelindo belum selesai. Pasalnya, perbaikan dan standarisasi belum menyentuh semua pelabuhan di Indonesia.

"Kerja belum selesai. Tapi semua sudah berjalan karena pelabuhan Pelindo banyak. Memperbaiki standar pelayanan pelabuhan butuh waktu, bergantung maturity pelabuhannya. Kalau sudah rapi butuh enam sampai tujuh bulan, tapi kalau masih berantakan bisa 1 tahun," katanya. "Artinya ada yang sudah dan ada yang belum sedang . Semua dikerjakan secara bertahap," katanya.

Sembari melanjutkan proses itu, Arif mengatakan pihaknya juga menyelesaikan pekerjaan lain terkait integrasi Pelindo. Dalam peta jalan integrasi Pelindo memang ada tiga hal yang akan dilakukan BUMN itu usai dimerger.

Pertama dan yang sudah dilakukan pada 2021-2022; standarisasi pola operasi dan komersil. Kedua, ekspansi bisnis dan kemitraan. Peta jalan ini dilakukan pada 2023-2024. Dalam fase ini nantinya Pelindo hasil merger akan bergerak dan bersinergi dengan BUMN lain dalam mengelola pelabuhan.

Arif mengatakan berkaitan dengan peta jalan ini pihaknya sudah mulai melakukan inisiasi dan penjajakan dengan partner bisnis untuk melakukan ekspansi. Namun, ia masih belum mau membuka siapa saja partner bisnis tersebut. "Sedang mulai bicara dengan partner bisnis untuk ekspansi ke mana mana. Tahap itu sudah diinisiasi.Tapi saya tidak boleh buka dulu. Intinya proses sudah jalan. Namanya barang gede, tidak akan mungkin selesai satu tahun. Butuh proses panjang, studi bareng. Tapi sudah mengarah ke sana," katanya.




https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230919223041-97-1001184/2-tahun-merger-pelindo-lemak-pengganggu-logistik-mulai-hancur
Artikel 2 Tahun Merger Pelindo,

Artikel Lainnya

Logo Header  Footer
Wisma Mitra Sunter, Lantai 12 Ruang 02, Mitra Sunter Boulevard Blok C-2
Jl. Yos Sudarso Kav 89, Sunter Jaya, Jakarta Utara, 14350 - Indonesia
Ikuti Kami
 Sosial Media neraca perdagangan indonesia 2 169
Facebook
Instagram
Linkedin
Copyright © 2021 - PT ACTLINK Marine Transport, All Rights Reserved,
Website by IKT
^
Kontak Informasi